Kamis, 13 Desember 2012

Renungan Diri

                Aku hanyalah sesosok raga yang diisi dengan jiwa dan disebut roh. Turun ke bumi dengan titipan Allah kepada kedua orang tuaku. Aku hidup dilahirkan dengan penuh cinta, dengan kehidupan yang disebut keluarga. Bayi, balita, anak anak, hingga kini akhirnya aku tumbuh dewasa. Aku belajar dari setiap pengalamanku. Aku bukanlah sesosok orang yang sempurna  dan aku memiliki banyak kekurangan. Masa laluku tidak begitu baik. Buruk, bahkan sangat buruk sehingga aku tak mampu untuk mengakuinya. Tapi aku percaya, setiap peristiwa selalu ada sisi positifnya. Apapun, termasuk mencuri, membunuh, bahkan merampok sekalipun. Ambil sisi positif setiap peristiwa, dengan begitu kita akan tumbuh dewasa.
                Aku hidup di masa yang sarat akan moral. Setiap hari,  aku dapat melihat seekor paha manusia dengan sangat mudah. Padahal, kita merupakan Budaya Timur, apalagi Indonesia yang terkenal dengan sopan santun dan adatnya. Kini, mana ? mereka telah terseret oleh budaya global. Tidak memilah milih, mereka asal menerima yang menurut mereka itu ‘ keren ‘ . sedangkan budaya kita, sering diambil oleh bangsa lain. Mereka tertarik dengan budaya kita, tapi kita sendiri ? justru mengesampingkan budaya local , sehingga perlahan budaya kita di gerogoti, habis ! Kita dijajah dalam budaya !
                Aku hidup di kehidupan yang sarat dengan cinta dan kasih sayang. Keluargaku sedang tidak berhubungan dengan baik, hatiku pun sedang dilanda kegalauan yang amat sangat dahsyat. Tidak ada nama yang layak di hati ini, karna aku tak mampu menerima kenyataan yang ada. Tak mampu ? ya, sungguh pahit sehingga aku sulit untuk menerimanya. Tak bisa menentukan jalan , sehingga matu buntu terbunuh oleh sesosok pilihan.
                Aku mencintainya, dia yang juga ada yang mencintainya. Terlambat tuk diungkapkan, sehingga penyesalan yang amat mendalam terlahir kembali disini.
                Dan kini, yang bisa ku lakukan hanyalah berdoa. Berharap, semoga cahaya itu masih ada. Jalan terang, pintu keluar dari teriknya masalah yang kini sedang menghujam. Sehingga dari kisah ini dapat diambil kesimpulan, bahwa :
“              Jangan ragu untuk mengungkapkan perasaan, pilih waktu yang tepat, dan ambillah sisi positif dari segala peristiwa. Sesungguhnya Tuhan tau yang terbaik untuk hambanya, dan Tuhan tak akan memberikan cobaan diluar batas kemampuan hambanya, Tuhan hanya menguji kita agar menjadi pribadi yang kuat, tegar, dan semakin dewasa         “


Tidak ada komentar:

Posting Komentar