Aku
hanyalah sesosok raga yang diisi dengan jiwa dan disebut roh. Turun ke bumi
dengan titipan Allah kepada kedua orang tuaku. Aku hidup dilahirkan dengan
penuh cinta, dengan kehidupan yang disebut keluarga. Bayi, balita, anak anak,
hingga kini akhirnya aku tumbuh dewasa. Aku belajar dari setiap pengalamanku.
Aku bukanlah sesosok orang yang sempurna
dan aku memiliki banyak kekurangan. Masa laluku tidak begitu baik.
Buruk, bahkan sangat buruk sehingga aku tak mampu untuk mengakuinya. Tapi aku
percaya, setiap peristiwa selalu ada sisi positifnya. Apapun, termasuk mencuri,
membunuh, bahkan merampok sekalipun. Ambil sisi positif setiap peristiwa,
dengan begitu kita akan tumbuh dewasa.
Aku
hidup di masa yang sarat akan moral. Setiap hari, aku dapat melihat seekor paha manusia dengan
sangat mudah. Padahal, kita merupakan Budaya Timur, apalagi Indonesia yang
terkenal dengan sopan santun dan adatnya. Kini, mana ? mereka telah terseret
oleh budaya global. Tidak memilah milih, mereka asal menerima yang menurut mereka
itu ‘ keren ‘ . sedangkan budaya kita, sering diambil oleh bangsa lain. Mereka
tertarik dengan budaya kita, tapi kita sendiri ? justru mengesampingkan budaya
local , sehingga perlahan budaya kita di gerogoti, habis ! Kita dijajah dalam
budaya !
Aku hidup
di kehidupan yang sarat dengan cinta dan kasih sayang. Keluargaku sedang tidak
berhubungan dengan baik, hatiku pun sedang dilanda kegalauan yang amat sangat
dahsyat. Tidak ada nama yang layak di hati ini, karna aku tak mampu menerima
kenyataan yang ada. Tak mampu ? ya, sungguh pahit sehingga aku sulit untuk
menerimanya. Tak bisa menentukan jalan , sehingga matu buntu terbunuh oleh
sesosok pilihan.
Aku
mencintainya, dia yang juga ada yang mencintainya. Terlambat tuk diungkapkan,
sehingga penyesalan yang amat mendalam terlahir kembali disini.
Dan
kini, yang bisa ku lakukan hanyalah berdoa. Berharap, semoga cahaya itu masih
ada. Jalan terang, pintu keluar dari teriknya masalah yang kini sedang
menghujam. Sehingga dari kisah ini dapat diambil kesimpulan, bahwa :
“ Jangan ragu untuk mengungkapkan perasaan,
pilih waktu yang tepat, dan ambillah sisi positif dari segala peristiwa.
Sesungguhnya Tuhan tau yang terbaik
untuk hambanya, dan Tuhan tak akan memberikan cobaan diluar
batas kemampuan hambanya, Tuhan hanya menguji kita agar menjadi pribadi yang
kuat, tegar, dan semakin dewasa “

Tidak ada komentar:
Posting Komentar